Rabu, 29 Juni 2011

Cincin J.law dan Kirio

Hahaha.. pertamanya lihat cincin yang di pakai Kirio aku girang banget.. rupanya mereka pakai Cincin yang sama setelah tau j.law juga pake pas dia jadi bintang tamu di  lady gua gua ( reality show china ).

ini fotonya

Sama kan??

Yang cincin J.law lumayan susah nyarinya ckckck...

Dengan foto ini paling tidak kita bisa tambah yakin sama kebersamaan mereka, kalau J.law dan Kirio memang menikah.. kekeke

FF / In The Sunset Glow / j.law - kirio / 1S

~In The Sunset Glow~

Tittle       :      In The Sunset Glow
Author   :      Yongie.ila
Genre     :      Romance // Sho-ai
Rating    :      T
Cast        :      J-Rio Couple
Disclaimer    : Yongie.Ila©2011
Warning        :      Imajinasi ketinggian =___= nekat buat ni ep-ep... cerita ini fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, mohon maaf, memang disengaja xD awalnya saya mengambil update’an blognyah si j.law
Mian yak ceritanya aneh T___T abis ngebut siii buatnya T___T



Story has begin...


“In the evening, outside the window I saw a teenager running, in the sunset glow. He ran with a smile, that seemed so naive. And that scene is just too beautiful that cannot be described with words.

Di senja itu, dari balik jendela. Aku melihat seorang remaja sedang berlari, di bawah sinar mentari senja. Dia berlari dengan sesungging senyum yang terus terkembang, terlihat sangat naif. Dan kejadian itu terlalu indah, hingga tak mampu digambarkan dengan kata-kata.

I went by and looked at that child’s eyes, and I saw a little deer glowing in his eyes. That Child is a bit of a panic, but was not refuse to look back at me. I swear that at that moment there is no evil desires in my heart, and I just want to stand by his side, even if just to share the beautiful glow on his body. Just at that moment when he was holding his chin and looked up on the sky.

Aku menghampirinya, melihat pada dua matanya. Dan aku melihat seekor rusa kecil berpijar dalam matanya. Dia terlihat sedikit panik, namun tak ragu untuk menatap balik ke arahku. Aku bersumpah jika pada saat itu tak ada Nafsu setan dalam hatiku, dan aku hanya ingin berdiri di sampingnya, walau hanya untuk berbagi sinar indah dari tubuhnya. Hanya pada saat itu, ketika dia bertopang dagu dan menengadah menatap langit.

He told me his name, birthday, campus.
He also told me his problems, and some hesitation in his life. He has his own ideals and beliefs of tomorrow but he just preferred to relax himself today. I don’t know how to answer him and just silence smiled and verily I nodded unto him, let him know all these things I understand.

Dia memberitahuku namanya, ulang tahunnya, serta kampusnya.
Dia juga memberitahuku tentang segala masalahnya, dan beberapa keraguan dalam hidupnya. Dia punya cita-cita dan kepercayaan sendiri akan hari esok, tetapi dia lebih senang megistirahatkan dirinya hari ini. Aku tak tau bagaimana harus menjawab segala yang ia ucapkan dan hanya menyunggingkan senyum keheningan, dan sebenarnya aku setuju dengannya, membiarkan dia tau semua hal yang aku mengerti.

We ran through the whole grassland, hand by hand. And he told me that day that he gave me his first kiss. I remained silence, and I’d nothing to say.

Kami berlari di sepanjang padang rumput. Dan dia menceritakan hari dimana dia memberiku Ciuman pertamanya. Aku masih diam, dan aku tak punya sesuatu untuk dibicarakan.

In fact, our met was not really like this, but I’m more willing to set our first met to that particular evening, with flowers and grasses, with me and him looked at each other, silently… So that if one day that all the things leave us, our memories of our first met will still be the memorable one. “
Sejujurnya, pertemuan kami tak benar-benar seperti ini, tapi aku ingin mengatur pertemuan pertama kami kedalam suasana senja istimewa seperti itu, dengan bunga-bunga dan rerumputan, dengan aku dan dia saling memandang satu sama lain, dalam diam... Hingga suatu saat semua hal itu meninggalkan kami, kenangan akan pertemuan pertama kami akan jadi salah satu yang pantas untuk di kenang.



============================== ======================


‘I saw him... running over the grassland. Smiling...’

Lelaki kecil itu berjalan menengadah menatap langit, seperti ingin membaca dan mengartikan sebentuk barisan awan di atas sana... ingin tau, ingin mengerti, bahkan ingin berbicara dengan bahasa asing mereka, yang hanya tampak dalam keheningan...

Sementara dari sisi lain jembatan kayu kecil penghubung antara padang rumput dan jalan raya, seorang lelaki tinggi tegap mengawasinya penuh minat. Ia tersenyum.
Satu kata yang tiba-tiba muncul dalam hatinya adalah. ‘I wanna stand by him and hold his hand...’
Ini bukan yang pertama untuk Xia He... ya, lelaki itu bernama Xia He. Dia sadar mencintai sesama jenis bukanlah hal yang wajar.
Namun Bukan keinginannya untuk menjadi seorang homoseksual, ia hanya mengikuti kata hatinya, mencintai siapa yang ingin ia cinta, melindungi siapa yang harus ia lindungi. Bukan karena nafsu, bukan pula karena bisikan setan.
Perasaan Xia He terlalu tulus untuk dikatakan hina dan menjijikkan.
Andai saja tiap orang mempu melihat jauh kedalam hatinya, disana... terkubur cinta yang sinarnya melebihi 1000 rembulan.. aku yakin.


Perlahan Xia he mendekati lelaki yang mempu membuat Hatinya melompat-lompat.
Lelaki itu, berperawakan kurus dan lebih pendek darinya. Senyum manis tak pernah lepas dari bibir  tipisnya. Sangat tulus. Ia yakin ia tak jatuh cinta pada orang yang salah. Ia yakin orang itu mampu mengisi kosong dalam relung hatinya

“Hai...” Sapa Xia he, tanpa menyunggingkan senyuman. Bukannya ia tak mau, namun pembawaanya memang dingin “Xia he...”
“Luo—luo...” Jawabnya ragu. Ia hanya mempu menatap mata Xia He sekilas, setelah itu berpaling lagi menghadapi sebentuk awan untuk menahan rasa paniknya.
Ia tak mengerti, ada apa dengan orang aneh ini. Tiba-tiba menghampirinya dan menyebutkan namanya. LuoLuo pikir, ia tak membutuhkannya.

“LuoLuo...!!” Ucap Xia He lantang,sedetik kemudian tangan LuoLuo sudah berada dalam genggamannya. Sontak LuoLuo berjingkat ketakutan, ia injak kaki Xia He, setelah itu lari menjauh darinya.
Xia He tidak meringis sedikitpun, ia malah tersenyum senang, mengusap jemari yang ia gunakan untuk mengenggam lengan LuoLuo tadi.
‘Warm...’ Gumamnya.

Hari terus berganti, langkah kaki Xia He tak pernah menjauh dari Jejak-jejak kaki yang ditinggalkan LuoLuo. Ia mengikuti kemanapun LuoLuo Pergi. Hingga lelaki kecil itu sempat berpikir tengah di untit oleh seorang Debt Collector.

“Kau ini siapa?!” Bentak LuoLuo ketika ia mendengar langkah-langkah kasar yang sangat dikenalnya akhir-akhir ini, meredam rasa takut sekaligus panik. Ia tak mau terlihat lemah.
“Xia He...” Jawabnya tak memecahkan pikiran jelek LuoLuo akan dirinya.
“Stalker yaaaa?!”

Xia He diam untuk beberapa saat, membuat LuoLuo makin gentar. Kakinya mundur beberapa langkah kebelakang.
Namun tubuh jangkung itu turut maju pula, mendesak ke arah LuoLuo.

“Apa maumu?”
“kau LuoLuo?” Xia He mengusap pipi Luo Luo hingga tubuh kecil itu bergetar. “Adik Luosi?”
“Eh...” LuoLuo mengangguk ragu dengan pipi kemerahan,namun  matanya masih waspada akan gerak-gerik lelaki didepannya itu.
“Dia bilang kau harus ikut denganku...” Xia He langsung menggamit lengan kurus itu, tanpa butuh persetujuan ataupun interupsi darinya.
“Eh?” hanya itu yang bisa diucapkannya. Semua begitu mendadak, ‘kenapa aku harus mengikutinya?’ pikir LuoLuo, namun ia tak sanggup menghentikan langkahnya.  ‘ia kenal kakakku, ia kenal Luosi.’ Pikiran itu agaknya membuat ia sedikit tenang, mungkin ia memang disuruh kakaknya. Mungkin...

================ ================= ======================

“Coba senyum...” pinta  Xia he ketika mereka berdiri di studio foto milik Xia He.
“Untuk apa?” LuoLuo memanyunkan bibir seraya berkacak pinggang.
Xia He mengangkat Kamera Sony-nya, menyunggingkan senyum yang jarang ia tampakkan.
“Oh... aku tampan ya?” Pertanyaan bodoh keluar dari mulut mungil itu, sebelum ia tersenyum penuh keterpaksaan. Berpose beberapa kali di depan kamera yang sudah stand-by.

‘cantik’ Gumam Xia He. Ia jepret beberapa kali kameranya. Lalu menunjukkan pada LuoLuo beberapa gambar yang ia anggap menarik.

LuoLuo tersenyum senang. “Great...” Soraknya ceria. Senyum manisnya terkembang tepat didepan lelaki yang selama ini menaruh hati padanya.
Xia he diam, ia terpana. Perasaannya meluap bagai pesawat jet. Akhirnya..

Chu~~~

‘i kiss your smile..’ batinnya.

Hening beberapa saat.
LuoLuo mengusap bibirnya, terasa aneh. Semuanya sangat aneh, kenapa lelaki itu menciumnya? Apa dia tak sadar jika LuoLuo lelaki?

“Aku lelaki...” Gumamnya kemudian, memanyunkan bibirnya lagi.
“Aku tau...” Xia He berbalik, menghilang didalam kamarnya. Meninggalkan LuoLuo yang masih dilingkupi perasaan aneh.

Memangnya kenapa jika Xia He lelaki, dan LuoLuo lelaki? Apa perasaan cinta tak boleh bersemi diantara keduanya? apa orang-orang menghakimi rasa yang sudah di takdirkan untuk dimiliki tiap manusia?
Jika mereka tak boleh memadu kasih, Protes saja pada Tuhan, Teriaklah kepadaNya, Larang DIA menciptakan rasa cinta, agar tak hanya mereka yang terluka. Biar semua merasakan sakitnya, ketika cinta mereka di sanksi-kan oleh seluruh dunia.


================= ====================== ================


Malam itu terasa sangat dingin untuk LuoLuo. Tubuhnya menggigil hebat. Berlapis-lapis selimut serta jaket tebal tak mampu mengusir rasa dingin yang menyergapnya.

“Sudah kubilang jangan mandi malam-malam...” Xia He menggosok-gosok telapak LuoLuo dengan kedua tangannya. Berusaha menghangatkan tubuh LuoLuo yang terlanjur kedinginan.

LuoLuo terisak. “Pulang...” Rintihnya. Melihat hal itu Xia He langsung memeluk tubuh kurus LuoLuo, mendekapnya, hingga LuoLuo berhenti menangis. “Sudah hangat?” LuoLuo menggeleng, namun tangisnya sudah berhenti.

LuoLuo memejamkan matanya, bersandar di dada bidang Xia He yang hangat. Perasaan tenang apa ini yang ia rasakan?

Xia he meraba kening LuoLuo. “Kau demam...”
Dia bopong tubuh lemah LuoLuo kedalam kamar yang memang sengaa disiapkan khusus untuk LuoLuo.

Malam itu Xia he merawat LuoLuo semalaman, hingga ia tak sempat tidur, bahkan untuk memejamkan mata sebentar saja ia tak mau. Ia hanya ingin merawat LuoLuo hingga ia sembuh. Salahnya-lah jika LuoLuo sampai sakit seperti ini.

LuoLuo terus merintih di atas kasurnya, dia demam tinggi.
Tanpa terasa setetes air mata keluar dari mata sayu Xia He, ya..hanya setetes. “Kirio...” Gumamnya. Ia cium punggung tangan LuoLuo, sambil sesekali mengganti kompres untuk menurunkan panas badan LuoLuo.

============ ==============================================

LuoLuo membuka matanya perlahan, merasakan sesuatu menempel di dahinya.
Ia mengerling ke samping kirinya. Kaget, mendapati Xia He tengah tertidur dengan tangan menggenggam telapak LuoLuo.
Tersenyum, ia kembali menghenyakkan tubuhnya ke kasur lebih dalam. Perasaan aneh muncul, ia tak ingin genggaman Xia He lepas darinya.

~~

Ketika perasaan itu muncul, siapa yang bisa menolaknya?
Biarkan mereka melihat rasa tulus ini. Bagaikan rumput, dianggap tak berharga, selalu diinjak dimanapun ia tumbuh, namun ia tetap tegar, susah untuk dimusnahkan.
Cobalah lihat lebih dekat, ketika tubuh ringkih tertatih-tatih memepertahankan rasa yang tak sanggup ia tolak. Entah berapa tetes air mata yang jatuh ketika mereka dilempari jutaan makian dari orang yang tak mereka kenal.

======== =============================== ==============

Xia He membuka matanya, mengucek-ngucek beberapa kali. Pandangannya sedikit kabur dan kepalanya agak pening. Mungkin akibat kurang tidur.Dilihatnya LuoLuo masih memejamkan mata. Sepertinya demamnya sedikit turun.

Belum sempat ia melangkah, Bel pintu rumahnya  berbunyi.

“Boo!! Xia He Boo!!!” Teriak suara lelaki dari balik pintu. “You were Late. You Know...”

Klek!

“Be quite.. You’re too Noisy...” Xia He berdecak kesal. Matanya tajam menatap lelaki yang lebih jangkung dan berotot darinya itu.
“Kau telat! Aku capek nunggu kamu di bawah jembatan, sayang...” Lelaki keturunan jepang yang bernama Shano itu mencoba mengulum bibir Xia He.
Namun Xia He menolak, ia menggigit bibir Shano bahkan sebelum bibir itu berhasil menyentuh bibir Xia He.
“We’re over. Don’t Touch—“ Xia He tak mampu meneruskan kata-katanya, kepalanya makin terasa pusing, hingga tak sengaja ia jatuh di pelukan Shano.
”Boo!!! Are You Sick???”

================= ================= ====================

“Xia He...” LuoLuo mengedarkan matanya, mencari sosok Xia He, berharap lelaki itu masih setia menemani dia yang sedang sakit. Namun dia tak ada.
LuoLuo berusaha mengangkat badannya, mencoba mencari Xia He di ruangan lain.

“Xia Hee...—“ Dia tercekat ketika mendapati tubuh jangkung Xia He didekap seorang lelaki asing, tepat di depan kedua matanya.
Entah perasaan apa ini, tapi ia merasa terluka, ia merasa di khianati begitu dalam oleh Xia He. Ia kembali masuk kekamarnya. Menutup pintunya keras-keras, berharap Xia He menyadari keberadaan LuoLuo di rumahnya.

Ia menangis. Merasa dirinyaa kerdil dan bodoh. Ia bahkan tak mengerti, ia menangis untuk apa. Ia merasa tersakiti untuk siapa? Xia He bukan siapa-siapa. Ia bahkan baru mengenalnya kemarin.

“Xia He...” Desisnya di sela isak yang teredam, ia gigit bibirnya kuat-kuat agar tangisnya tak menyeruak. “Kenapa? Perasaan ini... kau seperti mengajakku naik ke menara, lalu tiba-tiba kau mendorongku dengan sengaja.. sakit...”

Ia terus menangis tanpa alasan, hingga kelelahan, dan badannya kembali drop. Ia kembali sakit.

~~~

Jangan tanyakan kenapa bisa begini...
Cinta tak pernah salah. Sesuatu yang tulus tak pernah salah. Bahkan jika dunia membencinya.
Itu bukan alasan untuk berhenti, bukan alasan untuk menyerah.

=============== ================ =================

“Kirio....” Xia he duduk di tepi ranjang LuoLuo. Memastikan suhu badannya tidak naik lagi dengan menempelkan punggung tangannya ke dahi LuoLuo.
Namun LuoLuo menepisnya, tersimpan amarah yang tak ia mengerti dari dalam dadanya.

“Jangan sentuh aku!! Urusi saja pacarmu, tak usah pedulikan aku!!”
“Siapa?”
“Kau tau...” Suara LuoLuo berubah parau, air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. “Jangan pura-pura bodoh...”
“Shano maksudmu? Apa kau melihatnya?”
“kau pikir aku buta?” LuoLuo makin jengkel.
“Lalu apa masalahnya?” Xia He tersenyum, merapikan poni LuoLuo yang berantakan. “Apa karena kami sama-sama laki-laki?”

Xia He trenyuh. Ia sudah menduga jika semua orang menganggap bahwa Homo adalah penyakit aneh yang patut di jauhi. LuoLuo pasti juga berfikir seperti itu. ‘Dia pasti takut’ gumamnya.

“Aku menjijikkan ya?” Xia he menengadah memandangi langit-langit kamar LuoLuo. “Aku Homo.. aku Gay, whatever you called me... aku tak pantas...” Dia tersenyum kecut. “Aku memang salah dari awal. Tak seharusnya membawamu kesini. Orang seperti aku tak pantas mendapatkan kasih sayang—“

Ciuman hangat LuoLuo mendarat dibibir Xia He, memaksa mulut itu untuk berhenti bersuara.

“Salahkan dirimu. Telah membuatku cinta padamu...” LuoLuo membenamkan wajah didekapan Xia He.
Dua tubuh itu menyatu di bawah terik mentari senja yang menelusup paksa dari sela-sela jendela yang terbuka. Keduanya tersenyum dalam ketulusan, dalam keheningan yang nyaman.

Under sunset glow we’re together.

I went by and looked at that child’s eyes, and I saw a little deer glowing in his eyes. That Child is a bit of a panic, but was not refuse to look back at me. I swear that at that moment there is no evil desires in my heart, and I just want to stand by his side, even if just to share the beautiful glow on his body. Just at that moment when he was holding his chin and looked up on the sky.

Aku menghampirinya, melihat pada dua matanya. Dan aku melihat seekor rusa kecil berpijar dalam matanya. Dia terlihat sedikit panik, namun tak ragu untuk menatap balik ke arahku. Aku bersumpah jika pada saat itu tak ada Nafsu setan dalam hatiku, dan aku hanya ingin berdiri di sampingnya, walau hanya untuk berbagi sinar indah dari tubuhnya. Hanya pada saat itu, ketika dia bertopang dagu dan menengadah menatap langit.


Jadi apa ada yang menyalahkan cinta mereka berdua???


-----‘’-----

FF / Am I Black Dahlia? / OnKey, Jung Yoogeun / 1S



Tittle              : Am I Black Dahlia??
Author           : ila@yongie
Genre             : Dark, Thriller
Length            : One Shot
Rating            : NC-18
Disclaimer    : ChoiYongKi©2011 This Fictions are pure mine, but the cast are belong to themselves.
Warning                : __??—



Ketika dentangan waktu tak berarti lagi bagi mereka yang telah terpisah antara jasad dan ruhnya. Sementara bagi sebagian yang lain, waktu seakan tak memberi celah untuk bernafas. Mereka di kejar waktu, berkutat dengan barang bukti, sidik jari, potongan jasad yang tak utuh, serta File-file yang belum diketemukan missing link-nya.

Di luar sana, beratus-ratus meter jaraknya dari tempat kejadian pembunuhan, tengah tersenyum seorang Lelaki dari balik jendela kamar yang buram.

“Pastikan pekerjaan ini bersih...” Suaranya dingin. Lebih dingin dari balok es.

“Kau tau reputasiku bos.” Tukas suara sadis dari seberang telepon.
Seseorang yang di panggilnya ‘bos’ tersebut tentu sadar sedang berbicara dengan siapa saat ini.
Pembunuh bayaran dengan rekor keberhasilan mencapai 99% tanpa cacat. Apa ia berani meragukan hal itu? Dalam kamusnya tak pernah ada kata ‘gagal’, kalaupun itu terjadi, ia akan memilih bunuh diri tepat di detik pertama kali kasus-nya terbongkar.

“Rasakan akibatnya ji—“

“Kepalaku jadi taruhan bos. Aku tak pernah main-main dengan pekerjaanku. Jangan remehkan aku...”

Klik!!!


============== =========================== =================


Mayat Perempuan yang disangka sebagai korban pembunuhan masih terbujur kaku di meja autopsi.
Wajahnya sulit dikenali, akibat di sayat-sayat dengan benda tajam. Bibir atas dan bawahnya hilang, hingga menampakkan deretan gigi yang tak genap karena patah, mungkin sengaja di hantamkan ke permukaan benda keras.
Daun telinga  kanannya hilang, dengan lubang telinga di tembus peluru timah hingga hampir tembus ke telinga kiri.

“Pembunuh sadis macam apa yang tega melakukan ini semua?” Tanya salah satu petugas polisi. Ia tak bisa menahan tangannya untuk tidak menutup hidung. Menghalau bau anyir yang mengundang rasa jijik luar biasa.

Petugas rumah sakit hanya bisa mengangkat bahu. Ini bukan kasus pembunuhan sadis yang mereka tangani pertama kali.

Namun mayat satu ini sangat misterius. Identitasnya benar-benar kabur.

Lagi-lagi wajah yang tak bisa dikenali.
Kulit jari-jari tangan yang di sayat habis, hanya meninggalkan tulang putih serta kuku-kuku yang hampir jatuh dari tempatnya semula.
Tubuh yang terpisah dari kedua tangan dan kakinya. Perutnya koyak, hingga usus-nya terburai seperti mie yang tumpah dari mangkok dengan kuah berwarna merah pekat.

Petugas itu menerawang kejadian 24 jam lalu, ketika pertama kali ia menemukan jasad telanjang itu tergeletak tak bernyawa di dalam air mancur dekat bekas  istana presiden. Tubuhnya sudah mengambang di air.

Yang ia heran, kenapa tak ada seorangpun yang menyadari ada mayat di tempat itu? Kalau saja bukan karna anjing polisi yang lepas dari tempat pelatihan, mungkin saja mayat itu akan membusuk di air sampai arwahnya mengaung-gaung minta pembalasan dendam.



===================== ============================== =============


“Aku percaya...” lelaki bersuara dingin mengulum senyum. Ia melempar beberapa gelas krystal hingga menghantam tembok. “Bisa kau ceritakan bagaimana kau membunuh wanita jalang—ehm—key, maksudku, eum?”

“Bukankah ini privasiku??” Balasnya berdecak. Sunyi untuk beberapa saat.
Hanya terdengar deru nafas keduanya yang berat saling bersahutan.


--FLASHBACK--- 26 jam lalu, di rumah korban.


“Mama.... Ayo main....” Rengek anak berumur 12 tahun, lengannya terus-terusan menyeret lengan ibunya hingga ia mau berpindah mengikuti kemauan anaknya.

“Sshh... Saabar YooGeun!!!” bentak ibunya egois. “Onew! Urus anakmu yang nakal ini! Mason butuh makan! Lepas anak nakal....panggil ibumu di neraka sana!” Serunya geram seraya mengintip mason dari atas boks. Mason adalah adik tiri Yoogeun, Hasil pernikahan Key dengan bekas suaminya yang seorang Menteri.

“Mason kan tidak rewel... ajak Yoogeun main! Atau kau mau ku ceraikan eum???” Onew, yang notabene adalah ayah kandung Yoogeun langsung pergi, menghilang ke balik bayang-bayang pintu tanpa ada rasa tanggung jawab sedikitpun.

Dua dewasa itu saling menuntut keperluan masing-masing, tanpa menyadari  sepasang mata dengki penuh luka sedang meratapi nasib sialnya. Terperangkap di keluarga amburadul tanpa kasih sayang sama sekali.

“Ok Ok..” Akhirya key menyerah, menuruti permintaan anak tirinya itu.

Baru selangkah ia menjejak halaman belakang rumah...

DHORRRRR!!!

Suara desingan itu muncul, diikuti ambruknya tubuh Key serta ceceran darah yang terciprat kemana-mana.

Yoogeun, anak yang bahkan belum dewasa itu harus menyaksikan kematian ibunya sendiri.

Ia hanya bisa memekiki pelan, tak sanggup berbuat apa-apa. Masuk ke dalam rumah tanpa mengucap sepatah katapun.


Selang beberapa menit setelah kejadian penembakan itu.

“Beres...” Ucap suara dingin sang pembunuh.

“Saksi mata???”

“Hanya anak kecil yang kau bilang tak boleh ku bunuh....”

“Mayat?”

“Baru saja akan kulukis tubuhnya...” Shrek! Shrek! Pembunuh itu mengasah pisau serta parang yang akan di gunakan untuk  melukis jasad tubuh ibu muda yang kini telah telanjang tersebut.


--FLASHBACK END---


“Aku yang membayarmu. Apa aku tak berhak tau???”

“Ku pastikan ia akan sulit dikenali.” Serunya riang mengayun-ayunkan daun telinga di tangan kirinya. “wajahnya hancur. Aku paling ingat saat mencongkel matanya dengan jari-jariku sendiri. Hmm... sangat kenyal dan basah.”

“hanya itu?”

“Lidahnya kupotong....Ck...” Sang pembunuh menyeringai. Matanya menilik ke tempat dimana Anjing Bulldognya tengah memainkan sesuatu di dalam mangkok makanan, sesuatu yang kenyal dan berwarna merah.

“Hanya itu saja?” tanya lelaki yang rupanya masih belum puas akan segala kekejian yang sudah ia dengar. Manusia macam apa itu, ia bahkan tak merinding mendengar organ manusia di kerjai layaknya daging potong.

“Naaaaaaaaaak.....”

“Ya...” Lelaki itu menjawab panggilan dari balik punggungnya, ia lupa menempelkan sapu tangan di bibirnya, hingga suara aslinya kini terdengar oleh pembunuh tersebut.

“Siapa kau?” Tanya pembunuh gemetar karena terkejut. Ia menerawang lagi.


--FLASHBACK—
30 jam sebelum pembunuhan di mulai terjadi pembicaraan anara dua orang lelaki.

“jangan bunuh anak kecilpun. Cukup bunuh perempuan itu saja.”

“Bukankah lebih banyak lebih baik?” Bantahnya. Pembunuh terlalu haus jika hanya membunuh satu orang saja.

“jangan bantah.”

--Flashback END—

Yak.. pembunuh itu sadar sesadar-sadarnya dengan siapa kini ia berbicara. Seseorang yang sama sekali jauh dari bayangannya saat ini.

“Aku mengerti kenapa mudah sekali mangsa itu ku tangkap, kenapa pula ia menghampiri perangkap. Rupanya kau yang menariknya. Bagaima—“

KLIK –telepon diputus.

Lelaki itu meletakkan gagang telepon dengan tangan gemetar. Nampak senyum dibibirnya sangat tak manusiawi. Seperti Beruang greezly yang haus akan daging-deging segar.

Lelaki itu menyeringai, mengangkat sapu tangan yang ia gunakan untuk menyamarkan suaranya.

“Naaaakkk....” panggil Pria berkaca mata itu lagi, baru saja ia sampai di kamar anaknya dengan nafas agak memburu.

“Ne Appa?”

“Amma mana??” Tanyanya, Ia gendong anak semata lelaki yang sangat di banggakan untuk jadi penerusnya ini.

“Mungkin sedang bersenang-sengang dengan gigolo langganannya??”

Tampak raut ayahnya berubah jadi sangat geram. Tanpa tau apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya.

“Adikmu mana?” Ia turunkan Yoogeun dari gendongannya.

“Mungkin bermain dengan Lizzy?” Yoogeun memasang wajah Naif sepanjang ayah memandangnya. Menunjuk Boks mason yang berada tak jauh dari ranjang Yoogeun.

Betapa Onew sangat terkejut, melihat kaki Mason kebiruan karena digigit dan dililit Lizzy, Ular piton peliharaan Yoogeun.
Sontak Onew melempar jauh-jauh ular itu, memarahi Yoogeun atas kelalainnya yang tak menjaga Mason dengan baik.

Yoogeun mendengus, ia pungut Lizzy yang terjerembab di sofa.
“Lizzy nakal! Kenapa gigit adik Yoogeun,,,,” rengekannya yang berisik tiba-tiba berubah jadi desisan penuh dendam luar biasa. “Lain kali lilit tubuhnya, hingga tulang belulangnya remuk, dan otaknya menyembur dari kedua lubang hidungnya... OK.”


================ ================= =============


Hingga saat ini polisi dan detektif masih berusaha memecahkan kasus ini. Namun sangat sulit. Mereka tak menemukan petunjuk apapun.

Mereka mencari kambing hitam yang bisa mereka persalahkan agar kepolisian tak ditimpa malu gara-gara gagal memecahkan masalah rumit ini.

“Bagaimana dengan bekas presiden....”

“Tuan Lee Jin Ki maksudmu?”

“yaa... mayat ini di buang di bekas istana presiden, kalau bukan dia siapa lagi yang mau repot-repot memikirkan tempat itu?”



END..



FF / Flower / JongKey / 1S


tittle    :  زﻫﺮ / ϯḸᵹŴЗЃ ♥
Author    :  Cracked (Aquila L)
Genre     :  Romance, Fantasy
O.Genre   :  Yaoi
Rating    :  T
Pairing   :  JjongKey
Warning   :  Typo! Flat! Cracked! AU/Elseworld!
Disclaimer :  Aquila©2011. This story is mine. The casts are belong to themselves.


Saya akan bercerita sedikit mengenai FF saya ini. Jadi, saya terinspirasi sama kisah pertemuan antara Yukime yang merupakan hantu salju dan Nube, seorang Guru yang punya kekuatan setan dalam anime Jigoku Sensi Nube.
Disini saya menggambarkan seorang Kim Ki Bum sebagai Elf, yaitu salah satu keluarga(?) peri-peri-an.
Mungkin sesosok Elf yang melekat kuat diingatan anda adalah sosok Legolas (LOTR). Sosok Elf yang sangat Tampan, Anggun, Ahli panah, Serba putih,Dsb.
Untuk Elf di FF saya, mungkin ada sedikit perubahan.
Yaaa.. begitulah.

Let’s check this out saja.
Happy reading.



= = = =


[Key POV]

Elf... mungkin yang ada dalam pikiran kalian adalah sosok tinggi, jangkung, Anggun, Dll. Atau bahkan ada yang membayangkan sosok kecil dengan sayap berpendar layaknya jenis peri yang lain? Ahh.. tidak selalu begitu.
Jenis peri tak selalu bersayap, tak selalu Anggun, dan tak selalu baik hati layaknya Ibu peri sang Cinderella. Ada pula bagian dari peri layaknya FairyGodMother yang ada di cerita Shrek. Ah tidak... itu terlalu sadis, tak berperi peri-an(??).
Jadi sekarang bagaimana bayangan kalian tentangku?
Apakah seperti dalam dongeng-dongeng tersebut, eoh?
Baiklah, akan ku tunjukkan bagaimana wujud Elf Revolution kami. Kenapa Elf Revolution? Karena kami bukan pure keturunan Elf Asli, darah kami sudah tercampur oleh berbagai Peri-perian, bahkan pernah Moyang kami ada yang menikahi Gnome, yang lain menikahi Goblin, dan yang paling beruntung bisa menikahi Mermaid  atau Ksatria. Hahaha... #imajinasi membabi buta sang Author #Plakkkkk

Dimulai dari rambut Ne? Tak seperti Legolas yang berambut Putih keperakan, rambutku berwarna Aquablue. Tentu saja tubuh kami memang Jangkung, pandai memanah, dan sebagian dari kami bisa meramal masa depan.
Untuk kulit memang pucat, sangat pucat dan lebih halus dari pualam. Setiap anak dari kaum kami terlahir dengan Diamond di dahi, kelak itulah yang menampakkan emosi kami masing-masing sesuai pendaran  warna apa yang tampak di diamond tersebut.


Aku, Key... seorang Elf sebatang kara. Aku sedang dalam perjalanan untuk mencari sosok Lelaki penyelamat hidupku di tengah-tengah kota Green Leaves yang begitu asing, tentu saja bagi Elf yang setiap hari hanya menjelajah hutan pinus lebat. Tak pernah sama sekali memijak tanah keras apalagi masuk di jalanan beraspal.

Teringat tentang kisah yang lalu, saat Namja tampan itu menolong hidupku.


=====FLASHBACK : 2 years ago=====

[Autor POV]

Shrek! Shreeek!
Suara kaki-kaki besar meringsek paksa rerumputan dan semak-semak yang meninggi.
“Ah..sudah kususuri semua sudut hutan pinus sialan ini, tapi tak ada satu Unicorn pun yang tampak!” Umpat Namja kekar bersix pack itu, sudah sejak satu jam lalu ia terus mengumpat karena tak mendapat hasil buruan satupun. Bahkan Phoenix saja tak ada yang terbang melewatinya.

‘Aneh.’ Pikirnya.’ Tak biasanya hutan sesepi ini.. AWWWW!!!!”

Teriakannya menggema, tanpa sadar kakinya menabrak sesuatu yang teramat keras dan dingin. Batu eoh?

“Uh..uhk...” Rintihan itu munsul dari sosok yang dikira batu tersebut.

“Astagaaa... kau kenapa?” khawatirnya, ia menepuk-nepuk pipi bocah  kecil yang disangkanya mungkin pingsan. “Bangun...”
Pok! Pok! Pok!
Ia tepuk 3 kali pipi bocah yang kelihatannya berumur 9 tahun itu, tapi nihil, tak ada sahutan ataupun rintihan kecil yang tadi sempat terdengar. Senyap.

Namja bernama JongHyun itu bingung, kira-kira apa yang harus dilakukannya? Tanpa pikir panjang ia langsung menolong bocah itu. Membopongnya menuju Gua di tepi sungai yang mengalir hingga tembus ke kota Green Leaves.
JongHyun membuatkan api unggun didekat tempat dimana bocah itu terbaring. Ia menduga gadis itu tersesat dalam keadaan yang kelaparan dan kedinginan. Jadi ia sempatkan untuk mencari beberapa buah-buahan biru yang menggantung di sekitar mulut gua.

Dirasanya belum cukup, ia menangkap ikan di sungai dengan peralatan seadanya, dan hasilnya bagus, ia mendapat ikan Pala 2 ekor. Ikan Pala adalah ikan air tawar berwujud seperti ikan Lele tapi punya tangan dan kaki berselaput seperti kodok. Rasanya enak sekali, seperti makan keju, terasa asin walaupun memasaknya tanpa garam.

Beberapa menit kemudian bocah itu siuman, terbatuk-batuk untuk beberapa saat seraya membuka mata birunya yang indah.
“aku dimana?” tanyanya bingung, mengucek-ngucek matanya.
Ia hampir menangis karena takut. “key dimana?” rengeknya lagi.

JongHyun bergegas masuk ketika tau bocah yang ditolongnya telah bangun.”Heiii jangan bergerak dulu, kau pasti lapar, ne? Ini makan, ada ikan dan buah.”

Bukannya menerima makanan yang disodorkan JongHyun, bocah bernama Key itu malah menangis sejadi-jadinya. “kau siapa? Hiks... jangan sakiti Key...” Ia tutupi wajah dengan kedua telapak tangannya.
“Oo.. jadi namamu Key. Jangan takut aku takkan menyakitimu.” Chuuu~ ia kecup lembut punggung tangan Key. Tiba-tiba pendaran diamond di dahinya berubah jadi wana Pink.


=== ====== =FLASHBACK EDN= ======= =========


[Key POV]
Itu masa 2 tahun lalu yang sangat indah, sekarang aku  jadi Elf yang dalam segi fisik sudah bisa menyamai tinggi Namja pujaanku. Pertumbuhan yang sangat cepat untuk seorang manusia ne? Sebetulnya aku tak tumbuh secepat itu, aku hanya menggunakan ilusi visual agar dimata mereka terlihat bahwa ukuranku setara dengan Elf dewasa.

“Uwwaa... kau manis sekali eum?”

Tiba-tiba segerombolan Lelaki kumuh mengelilingiku, salah satu di antara mereka mendekatiku, menyeretku ke ujung gang gelap, lalu melempar tubuhku kasar ke dinding-dinding dingin berlumut yang pekat.

“Jangan ganggu aku!” Pekikku hampir berteriak.
“Sia-sia kau berteriak disini Manis.” Ujar Lelaki tinggi kurus yang kurasa makin lama makin merapat kearahku.
“Pelan-pelan Min Ho... Dia jatahku sekarang.” Lelaki itu  menggigit bibir bawahnya, menatap penuh nafsu padaku. Apa yang harus kulakukan? Berteriak pun aku tau akan sangat sia-sia.
“Ah Onew Hyung kau curang.” Ganti Lelaki muda kurus yang ganti berbicara.
“Ssshh Diam Tae Min... Aku pemimpin disini! Pegangi tangannya!” perintahnya keras.
Terlihat olehku 2 lelaki yang bertindak sebagi bawahan itu hanya bisa mengumpat pelan seraya memegangi kedua lenganku sementara pemimpinnya kini mulai beranjak mendekat kearahku, makin dekat hingga kami saling berhimpit.

“Lepaskan aku!” Aku berontak, namun tenagaku mudah saja diredam oleh tenaga mereka berdua.
“Hehe..” Lelaki yang kuketahui bernama Onew itu menyeringai. Eum.. manis juga. Arghh Key bodoh! Jangan berfikir macam-macam, nyawamu sedang di ujung tanduk!
“Jangan habiskan tenagamu untuk berteriak, diam sajalah, nikmati saja. Nanti juga keenakan sindiri. Neee!!!!” Tiba-tiba ia mendesakkan perut bagian bawahnya kearah selangkanganku dengan kasar. Sontak aku terpekik, aku tak punya kesempatan untuk menghindar. Sial!
Yaaahhh... pendaran warna diamon didahiku berwarna abu-abu. Itu artinya aku sedang dalam ketakutan luar biasa!

“kau cantik sekali sayang.” Chuuu~ ia kecup lembut bibirku, sementara kurasakan tangannya mengelus-elus selangkanganku.

Pendaran diamondku sekarang tak teratur, abu-abu bercampur kuning, kuning yang sangat terang. Ahhhssshhh... kenapa tangannya iniii..

“Kau suka kan, eum?” Chu~ lagi-lagi ia melumat bibirku, namun kubalas dengan sebuah Gigitan, berhasil membuatnya memekik keras. Aku tak mau pendaran ini berubah jadi kuning total. Tidak. Ini nafsu setan!

“KURANG AJAR KA--! Ahh.. kau mau macam-macam denganku neee?”

Ia mulai melucuti pakaiannya satu-persatu. Oh Tidak, pertunjukan baru akan di mulai.
“Toloooooooooooooong....” Teriakku berkali-kali. Aku tak memikirkan lagi apa ada yang mendengarku atau tidak. Paling tidak aku sudah berusaha menolak tidakan asusila ini. “Tolooooooooooooooong!!! Hiks.” Aku mulai terisak, tak kusangka rupanya kelakuan  manusia bisa sebejat ini.

Aaah.. tak sia-sia aku berteriak. Dari arah cahaya muncul sosok Kekar yang berteriak marah pada sekumpulan Lelaki yang mengerjaiku ini.

“Jangan Ganggu dia! Dia tunanganku! Atau ku laporkan kau pada Zeus yang agung karena merebut tunangan orang!” Racaunya seraya mengacung-acungkan balok yang tebalnya hampir seukuran paha gajah.
“Jinjja?” Seru Lelaki muda gemetar. Ia dan Min Ho mundur teratur menjauhiku. Memberi ruang pada Lelaki itu untuk bisa menggandeng lenganku. Ah, andai tempat ni terang, aku ingin membuka topengnya dan  bisa melihat wajahnya.
“Yaaa.. tentu!”
“Benarkah itu manis?” Tanya Onew.
“B-b-bukan.” Gugupku.
“Haaa.. berani bohong kau?!!!”

Tanpa banyak kata dia langsung lari ke arah jalanan yang ramai.
“Ish.. bodoh kau! Harusnya kau bilang saja iya.”
“Maaf.. .” aku memang buruk jika disuruh berbohong.

“HEIII KALIAN BERDUAAAA... AWAS KAU. LAIN KALI JIKA KITA BERTEMU, LANGSUNG KURACUN PAKAI TARING BASILISK!!!”
“AKUU AKAN BAWA TANDUK UNICORN WEEEE.” Balas namja yang menggandengku. “Kekeke... jangan takut neee mereka itu bodoh! Eh, apa itu didahimu, bagus sekali berwarna Pink?”

Pink? Jangan lagi! Ingat key, tujuanmu kesini untuk bertemu dengan Namja pujaanmu, bukan untuk jatuh cinta yang kedua kalinya dengan manusia.

“Hanya perhiasan hehe...”
“Kenalkan namaku Jong Hyun. Lalu kau siapa?  Mau kemana? Jangan-jangan kau malaikat ne? Kau Manis sekali kekeke.”

Ahh... pasti wajahku langsung berubah merah.

“heiii kau lucu sekali.” Dia cubit pipiku. Aku hanya bisa  menunduk malu.  “Kenapa tak dijawab pertanyaanku?”
“Ohiyaa hehe... Aku Key. Aku kesini untuk mencari Namja yang kusuka.”
“Kau suka? Aku patah hati.  Kekeke... lalu, sekarang kau mau kemana?” aku hanya menggeleng. Mungkin aku terlalu malu untuk mengatakan bahwa aku sedang tersesat. “Baiklah. Ayo kepondokku saja. Kau bisa selamuanya tinggal disana.”
“Jinnjja?” pekikku kegirangan.
“Yaaa... tapi syaratnya kau harus mau jadi istriku. Kekekeke.” Candanya lagi makin membuatku malu.


============= ================== ====================

“Nahh... ini Pondokku. Lalu yang itu Hippogrif peliharaanku, namanya Byul Roo. Psst.” Aku menoleh, ia membisikkan sesuatu di telingaku. “jangan dekat-dekat dia, dia itu genit.”
“Seperti pemiliknya ne?”
“Betuulll.” Jawabnya bangga. “Ehm sebaiknya kau mandi dulu ne.. aku akan menyiapkan baju untukmu dikamar.” Dia melihatku intens dari atas kebawah, mungkin aneh baginya.
Tetapi sebelum pergi kedalam aku sempat meminta sesuatu padanya. “Ehm.. bisakah aku melihat wajahmu?” Aku ragu, takut dia tersinggung.
“Boleh saja. Tapi kau harus mau menciumku. Kekeke.”

Ish.. namja ini nakal sekali. Tanpa Ba Bi Bu aku langsung masuk ke podok dengan bibir yang maju 5 senti.

=== ================================ ==============

[Jong Hyun POV]

Aah... kemana dia lama sekali. Bisa dingin daging masakanku. Aku sudah lapar Uuh. Kruuuk! Kruuuk!

“Maaf lama.” Tampak olehku sosok Namja yang makin manis dan menggoda dengan balutan baju terusan milikku yang tentu saja sangat kebesaran untuk ukuran tubuhnya. Semakin ke bawah mataku melihat... ya tuhaaaan dia tidak mengenakn celana. Hanya baju itu yang mampu menutupi sepertiga bagian tubuhnya. Mau tak mau aku menelan ludah juga. Terasa ada yang menegang di balik celanaku.

“Tak apa-apa.” Gugupku, mempersilahkannya duduk di kursi kayu lebar yang mirip dipan untuk makan bersama. “makanlah.” Lanjutku.
“Ini daging apa?” tanyanya.
“ooow.. itu daging rusa.”

Dia duduk bersila tepat didepanku. Jelas aku melihat selangkangannya yang makin membuat libido ku naik.

“Badanku sakit semua.” Rengeknya, ia urung mengambil makanannya.
“mau ku pijit?” Ia mengangguk.
Kutuntun ia kekamarku. Kusuruh membuka baju atasnya, hingga yang menempel di tubuhnya sekarang hanyalah celana dalam saja.

“Tidur telentang di kasur nee.”

Setelah itu ia langsung tidur telentang di atas kasur. Aku memijt mijit tubuhnya dengan pelan. Awalnya hanya betisnya yang jadi sasaranku, lalu merambat naik hingga paha. Aku ragu melihat gundukan besar di balik celananya, aku ingin melumatnya saat ini juga.
Pelan aku mulai beraksi, mengelus-elus gundukan itu hingga ia menggelinjang hebat, tubuhnya meliuk-liuk tak karuan. Entah kenapa mataku tiba-tiba tertuju pada diamond di keningnya yang berubah jadi warna kuning terang. Sejak kapan dia menggantinya??? Ah tak jadi soal.
Aku ingin menaklukan tongkat kecil di depanku ini yang makin menggembung.
Chuuu~ kukecup liar perut ratanya.
(Ini NC17 apa NC21 ne? =.=)

Kubuka topeng yang hanya menutupi setengah wajahku ini. Tampak olehku ia langsung bangkit. Kenapa eoh?

“Ka-kau?”
“Waeyo? Maafkan jika aku tak sopan.” Tundukku merasa bersalah.”
“Tidak-tidak.” Sedetik kemudian ia sudah memelukku erat. Sangaaat erat. “Kau yang kucari. Aku mencintaimu.”
“Apa maksudmu?” tanyaku tak mengerti.
“Sudahlah... aku ingin memilikimu.”
Tiba-tiba ia melepas satu-satunya pelindung adik kecilnya, entah kenapa ia tiba-tiba jadi liar begini. Ia gesek-gesekkan adiknya ke dadaku yang bidang. Aku tak muna bahwa aku sangat menikmati permainannya.
5 menit kemudian aku sudah bertelanjang ria bersamanya, aku menindihnya dan menggesek-gesekkan adik kecilnya ke pusakaku.
Terus 10 menit sampai kami sama-sama melenguh panjang dan memuntahkan cairan surga kami bersama-sama.


[Key POV]
“Aaah.. key.. aku mencintaimu.”
“Ak-akuu—aku –ahhgg.” Tiba-tiba nafasku jadi sangat berat. Tercekik.
“Kau kenapa Key?”
Aku ak bisa menjawabnya, tubuhku seperti melepuh, sementara tulangku serasa patah satu-persatu dari sendinya.
Terngiang-ngiang dalam otakku perkataan Tetua suku sebelum aku kesini. “Hati-hati Key pada titisan Dewa pembunuh.”
Dengan sisa tenaga kubalik punggungnya, benar saja disana terdapat sebuah tattoo yang menandakan bahwa ia termasuk dalam keturunan Dwarf. Dia titisan dewa pembunuh bagi kaum kami.

“Keyy.. kenapa kau?” Raungnya, aku menangkap tetesan air mata di pipinya.

Terasa kumpulan cahaya mengelilingiku, dan untuk selanjutnya sampai selamanya, rohku akan tertanam pada wujud Bunga Anggrek.

”JANGAN SEKALI-KALI KALIAN BERDEKAT-DEKATAN DENGAN KAUM BAR-BAR TERKUTUK ITU(DWARFS). JIKA KALIAN MELANGGAR, MAKA KUTUKAN AKAN MENAMPAKKAN WAJAHNYA PADA KALIAN”


THE END