Rabu, 29 Juni 2011

FF / Day By Day / JongKi - Jonghun Hongki / 1S



Tittle              : Day by Day
Author           : Aquila L’
Genre             : Romance, Comedy,Angst (maybe) AU! Sho-ai!
Rating            : T
Casts               :
·      Choi Jong Hun
·      Lee Hong Ki
·      Others
Warning              : Typo! Flat! Bikin Mual! Diksi ancuuuuur! CrackFic(??)!
Disclaimer     : This story is mine :-P but the casts are belong to themselves ^^,



~~Tegurlah mentari
Jika ia ingkari janji...
Jika ia terlalu lelah... jika ia terlalu penat-
Tuk sinari hari....
Jangan biarkan ia berhenti... aku disini menanti ia bernyanyi~~



[Min Hwan  POV]

“Yaaa! Jong Hun~hyung... apa kau yakin?”
Pekikku di telinganya. Ku harap ia tak berpura-pura tuli seperti yang biasa ia lakukan jika ia merasa jengah.
“Tatap mataku... apa aku terlihat tak meyakinkan?” Ia berusaha menajamkan matanya.
Ku angkat bahuku. “Ani... Pikirkan lagi baik-baik hyung... kumohooon... Hong Ki bisa gila karenanya.”
“Aku bukan orang tuanya! Jadi apa peduliku?” Bentaknya dengan mulut menganga lebar, aku sampai tak bisa menghitung berapa liter air liur Jong Hun hyung yang mampir ke wajahku.
“Yaaa... setidaknya kan kau pernah mencintainya... neee..”
“Dulu ya dulu! Sekarang ya sekarang!” Ia teguk minuman bersoda yang sedari tadi belum sempat ia minum. “Aku bukan namja yang baik untuknya... Ummanya lebih suka pada Seunghyun... yasudahlah... aku relakan SeungHyun menikah dengan Hongki...”
“Bodoh! Kau itu memang banci!!!!” Tanpa aba-aba langsung kupercepat laju kakiku meninggalkannya dibelakang. Alias lari seribu langkah.
Dia terlalu bodoh untuk masalah cinta neee??? Padahal adiknya saja sudah bisa menghasilkan 5 anak, tapi Si Jong Hun, punya pacar 1 saja tak becus, apalagi mau mencanangkan program poligami? Mana bisa?

Aku sebagai sahabat Hong Ki, tau benar bagaimana perasaannya yang benar-benar. Baik terhadap JongHun, ataupun terhadap SeungHyun.
Mungkin HongKi terlalu takut berkata ‘tidak’ akan tawaran Ummanya untuk menikah dengan SeungHyun. Dan lagi, HongKi juga terlalu angkuh untuk bilang ‘aku takut kehilanganmu.’ Pada JongHun!
JongHun apalagi. Sepupuku yang satu itu paling anti dengan  ‘pemborosan kata’. Lebih baik ia diam dan menerima semuanya dari pada harus menentang keputusan yang dirasanya sangat melelahkan. Huftt!!!

Pernah suatu waktu HongKi dan JongHun bertemu untuk membicarakan tentang masalah ini. Apa yang terjadi? Mereka berdua hanya diam! Sambil melirik mata satu sama alin, memangnya mata mereka punya mulut? Apa mereka pakai telepati? Ajaib eoh?
SUNGGUH MEREKA ITU BODOHHH!!!! Sudah hancur lebur bibirku dalam usaha membujuk mereka untuk berbicara dari hati ke hati!


[JongHun POV]

Biar biar biar! Biar mereka bilang aku ini banci, aku ini Namja pabo! Aku ini bisu! Atau sariawan! Biar!
Bukannya aku tak sayang pada HongKi. Bukan! Aku hanya merasa bahwa aku bukan namja yang baik untuknya!
Jika mereka bilang bahwa aku kurang berusaha mendapatkan hati Umma Hongki, mereka salah!!! Aku sudah mencoba! Mencoba menjadi baik, tak lagi jadi liar! Mencoba jadi sopan! Dan segala yang baik-baik! Namun apa yang kudapat? Umpatan, umpatan, dan umpatan! Sudah bagus jika Umma HongKi hanya diam ketika melihatku, dari pada harus menebar umpatan bercampur bau mulutnya yang tak sedap itu!!!
BERAPA HARI IA TAK SIKAT GIGI? DIPIKIRNYA AKU TAK PUNYA HIDUNG APA? MANA JIGONGNYA 5 CENTI TEBALNYA!!!
Aishh... kenapa malah curhat tentang Ummanya HongKi?



[SeungHyun POV]

Hmmm... Hongki... Namja imut, cantik, manis, langsing, Cling-cling, Bling-bling, Almighty, Flaming charisma, MVP, dan lain-lain.
Dia itu...sungguh seperti malaikat, bidadari, angel, fairy...ahh..segala yang indah-indah dimataku. Aku sungguh mencintainya, bahkan lebih dari diriku sendiri. Yaa...sungguh!
Jika kau tanya ‘apa kau bersedia menyusul HongKi terjun ke jurang?’, maka akan kujawab tidak,aku lari!!!! 
Bukan jawaban yang baik eoh? Aaah... aku akan bersedia masuk ke jurang hanya jika masuk surga.

Sebenarnya ada yang janggal dalam hatiku. Kupikir HongKi tak benar-benar mencintaiku! Apa aku terlalu tampan untuknya? Apa aku terlalu kaya? Atau terlalu manis? ahh mungkin iya.




[Umma HongKi POV]

Apa? Apa? Apa?
Mau wawancara? Aku belum dandan~ahhh...
Yaaa...aku tak pernah suka pada JongHun. Dia itu bukan Namja yang baik untuk jadi suami anakku kelak. Dia liar, Kumuh, kucel, anak jalanan, errr pasti bukan orang kaya, dan lagi ia seorang pemusik!! Apa yang bisa diharapkan dari seorang pemusik? Apa anak dan istrinya akan kenyang jika dikasih makan not-not balok? Atau senar gitar? Begitu, eoh?
Berbeda 360 derajat dengan SengHyun ne. Tampan, kaya, baik, manis, dan lain-lain. Seandainya aku punya kesempatan, aku ingin mengikuti jejak Raffi ahmat-yuni shara kekeke.


[WonJae side]

“Yaaa... JongHun hyung itu pabo!!! Aku dan Wonbin Hyung saja sudah menghasilkan 5 anak dengan selamat sampai tujuan. Tapi lihat dia-“
“sangat bodoh hyungmu itu! Dia terlalu pasrah pada nasib! Jika saja Ummanya Hongki tau siapa JongHun sebenarnya. Ia pasti takkan memperlakukan Hyungmu seperti itu.”
“Sudahlah Yeobo... urusi saja anakmu yang mau lahir ini.. lagipula dia bukan tipe orang yang suka membanggakan sesuatu yang bukan merupakan hasil keringat dia sendiri...”
“Mwo??? Ulangi ulangi lagi!”
“Ulangi?”
“perkataanmu tadi yeobo.. ulangi!!!”
“Perkataanmu tadi yeobo...” Ulang JaeJin polos.
“Ish pabo... pabonya hyungmu nurun ke otak odong kamu...” Rutuk WonBin kesal.



[HongKi POV]

Ayah...
Kupunya cerita..saat ini aku tak sendiri..
Ibu...
Dengarkanlah aku.. kan  kubawa pulang kekasih hatiku...
Seseorang yang akan mengisi hidupku..
Dengan dirimu aku bahagia.. dengan dirimu akan kutemukan cinta..
Dengan dirimu akan kulewati semua sisa hidupku..
Ayah...Ibu....Maafkanlah aku...
Pilihanmu bukan pilihan hatiku...


Yaaa.... lagu itu seharusnya cocok untukku. Seandainya Appa masih hidup. Yaa..seandainya.
Takkan pernah ia membiarkanku terjatuh, terluka, terinjak semena-mena begini. Takkan pernah ia membuat air mataku keluar percuma, dan segala yang buruk-buruk takkan pernah ia biarkan menimpaku. Yaaa...semua hanya seandainya...

Ummaku... satu-satunya pelidung yang seharusnya menjagaku malah sengaja memperlakukanku layaknya boneka. Aku tak pernah punya kesempatan memilih, walaupun toh hanya sekedar masalah baju.
Aku mengalah...aku terima semuanya... aku tak mau jadi durhaka...
Tapi pantaskah aku tetap berdiam ketika dia mulai mencampuri masalah asmaraku? Adilkah?
Appaaa..seandainya Appa disini...disampingku... Aku yakin ia takkan pernah membiarkanku hidup dengan deraian air mata di tiap detiknya.

JongHun. Janjinya ia akan menemaniku hingga maut akan menjemput kami. Namun yang terjadi malah ia terkesan rela menyerahkanku ke lubang buaya itu.



[Minhwan POV]

Bukannya aku tak pernah mendamaikan mereka. Aku selalu!
Kupertemukan mereka berdua didalam sebuah restoran mahal milik Appaku. Aku ingin masalah ini dibicarakan baik-baik.

“Bicaralah!” bentakku pada mereka. Aku jengah, melihat mereka hanya duduk menunduk, sesekali berkedip tanpa mengucap sepatah katapun. Dan akhirnya aku jugalah yang bertugas menyampaikan isi hati mereka. Hmm pak pos dadakan mode ON.

“Ish... bodoh kalian berdua!” Ku remas-remas ujung taplak meja hingga kusut tak berbentuk. Mataku nanar menatap mereka bergantian. “Dengar! HongKi mencintai JongHun dan ia ingin JongHun mempertahankan cintanya. Lalu JongHun juga sangat mencintai HongKi. Jelas kan semua?”

Lagi. Mereka hanya berkedip sambil menelan ludah. Tetap bisu.

“Kalian ini kenapa? Hanya disuruh bicara saja tidak mau! Restoran mahal aku yang bayar, Limosin untuk menjemput kalian aku juga yang bayar! Makanan? Aku juga kan yang bayar! Aku hanya ingin kalian berdua bicara! Apa susahnya?”

“Kau yang menyiapkan ini semua?” Tanya HongKi
Aku mengangguk.
“Kenapa kau mau melakukannya untuk kami?” Lanjutnya.
“Karna aku tau kalian ini saling mencintai. Namun kalian terlalu bodoh untuk menjalaninya! Jika aku gagal menyatukan kalian, akan jadi bencana untukku. JongHun akan depresi dan menangis terus-terusan! Dia akan jadi pabrik ingus untuk bertahun-tahun kedepan! Rumahku jadi sarang ingus. Lalu kau pikir siapa yang mau membersikan semuanya? Haaa????” Racauku berapi-api. “Aku jijiiik! Bibi pembantu juga tak mau membersihkan jika tak ada uang lembur!”
Aku terlalu marah hingga tak memeperhatikan raut sinis JongHun.

“Apa?!” Bentakku lagi. “Kau cengeng neee? Kau itu banci! Bodoh! Kau itu sangat-sangat Tak punya Nyali!”
Kulempar sendok yang tadi kupegang kekepalanya, sebelum aku pergi meninggalkan HongKi dan JongHun berdua. Kuharap mereka mau berjuang demi cintanya.





~jangan lepas pelukan ini
Ketika rintik hujan bernyanyi..
Biar kabut terjang rengkuhan kita
Takkan menyerah hingga kan nampak pelangi indah~

[JongHun POV]

Aku  lelah selau dihina-hina. Aku diam bukan berarti otakku berhenti bekerja. Hanya saja mulutku ditutupi jin. Hmmm... AKU SERIUS!
Jika nekat adalah jawaban terakhir. Akan kulakukan itu!



[Author POV]
Tiba hari dimana HongKi dan SeungHyun akan diikat dalam jalinan pertunangan.
SeungHyun tampak sangat tampan dalam balutan jas hitamnya. Sementara HongKi terlihat sangat cantik dengan Jas Krem warisan nenek moyangnya yang seorang pelaut.
Sepanjang acara pembukaan SeungHyun tak bisa berhenti tersenyum, dan sesekali melambai ke arah kerumunan layaknya Miss Universe yang haus akan tepuk tangan dan sorakan-sorakan. Berbanding terbalik dengan HongKi yang murung, tak sanggup melempar senyum.

“kau kenapa yeobo?” tanya SeungHyun yang duduk di samping HongKi.
“Sakit gigi.” Jawab HongKi menyibak poninya gusar. Ia tutupi sebelah pipinya yang tampak menggembung. “Ini salahmu. Memberi hadiah pertunangan kok permen 2 karung...”

Brak!!!
Pintu rumah HongKi dibuka paksa dengan suara dentuman yang amat sangat keras. Menyebabkan salah satu tamu tuli, yang lain langsung dilarikan kerumah sakit karena telinganya mimisan.

“HENTIKAN PERTUNANGAN INI! JANGAN PAKAIKAN CINCIN DI JARI HONGKI!” Teriak seorang Namja kurus yang siluetnya nampak mengagumkan ditimpa cahaya mentari siang.
“Belum tukar cincin kok.” Sahut Pak Penghulu membenarkan letak kaca mata bulan separonya. Diikuti dehem tak nyaman dari tenggorokan JongHun, malu pasti. Rencana Heroiknya tak tepat waktu.
“JongHun~ahh...” Mata Hongki berbinar, nampak jelas dengan pipi yang merona merah. Pasti gembira, eoh?
“HongKi~ahh...” JongHun berlari menyambut rentangan tangan HongKi ala bollywood-an. Ia lalu menyerahkan sepasang sepatu kets untuk HongKi. “Kawin lari yuk.” Ajaknya. Disambut anggukan mantap oleh HongKi.

“Hiyaaaa... anakku...” Jerit Umma HongKi ketika ia melihat HongKi kabur dengan namja yang sangat dibencinya. “Aku harus lapor Komnas anak! Seungiiieee kenapa kau diam?!!
“Mian Mian ahjumma...”
“Cepat kejar merekaaa!” bentak Ummanya HongKi gemas.
“Aku lelah Ahjumma... kakiku lecet kena jarum. Baru sembuh.”


Sementara HongKi dan JongHun berlarian dengan indahnya melewati Red Carpet, Abbey Road, Rel kereta Hogwart express, lalu pelataran Buckingham palace hingga Shibuya.

“Berhenti! Berhenti!” Pekik HongKi menepuk-nepuk lengan JongHun kasar. Ia menghirup nafas sejenak. “Aku lapar yeobo... haus.”
JongHun merogoh sakunya. Tak ada uang. Ia lalu membuka sepatu dan menarik kaos kakinya kasar. Tak ada uang. “Sepertinya kita tunda dulu acara kawin larinya.” Ucapnya muram.

Akhirnya mereka berdua kembali pulang dengan rute khusus melewati gunung, lewati lembah.



[WonJae side]

“Yaaa..aku skeptis hyungmu itu akan berhasil Honey... otaknya terlalu bebal!”
“Uwwaaahh...jangan b-bicara saja! Bantu aku melahirkan honeeey! Ahhhrrhhh!!!”


[MinHwan POV]
Ckckck... padahal aku sudah menyiapkan segala jamuan untuk syukuran kawin larimu Hyung. Ternyata kamu tak berhasil. Bodoh!


[JongHun POV]
Cara apa lagi yang harus kulakukan eum???
Aku tak mau mengulangi kegagalanku yang lalu. Terlalu memalukan. Aku memang bukan namja terbaik yang mampu memberinya kebahagiaan.
Aku terlalu payah dan penat. Aku punya batas kesabaran untuk menerima tiap umpatan dan cacian dari orang-orang.
Sekali lagi aku diam, bukan berarti aku tak berfikir.
Tiap malam aku merenung. Entah apa yang dilakukan Appaku di masa lalu hingga aku mendapat cobaan asmara seperti ini. Cintaaa... penderitaanya tiada akhir.


~sembunyi aku diantara keremangan malam
Menangis... Meratap... Menyesali kepergianmu jauh..
Kapan raga ini dapat merengkuhmu dalam
Hingga hati ini tan tersenyum tenteram~


Malam ini seperti malam-malam senbelumnya. Mengisi tiap jam bernyanyi dalam sebuah cafe ternama di ibu kota.
Sudah beberapa minggu aku selalu menyanyi lagu Mellow, mungkin dampak masalah pribadiku akhir-akhir ini. Benar-benar mempengaruhi mood-ku.

Aku yang lemah tanpamu, aku yang rentan karena cinta yang tlah hilang darimu yang menyanjungku...
Selama mata terbuka sampai jantung tak berdetak
Selama itupun aku mampu untuk mengenangmu...

Tampak olehku sepasang kekasih yang salah satunya mirip dengan HongKi. Ia menatapku tajam, dengan kedua tangan yang sibuk menggoreskan pena diatas sebuah kertas.
Bukan...Bukan hanya mirip! Dia memang HongKi.
Oh Tuhan... betapa sakitnya aku. Melihat jemari SeungHyun melingkar di pinggang ramping HongKi. Ingin rasanya aku berteriak dan melempar tubuh jangkung itu ke jurang.

Darimu kutemukan hidupku, bagiku kaulah cinta sejati..
Bila yang tertulis untukku adal yang terbaik untukmu, kan kujadikan kau kenangan yang terindah dalam hidupku

HongKi mengangkat sebuah kertas besar yang langsung ia angkat tinggi-tinggi kearahku.
CINTAKUUU... JANGAN CEMBURUU DENGAN NAMJA TAMPAN DISAMPINGKUUUU....KAMI HANYA PELUKAN..TIDAK SAMPAI TIDUR SATU RANJANG. Tulisnya.

Cegluk! Laguku tiba-tiba berhenti.
Entah bagaimana, aku memaksakan untuk menyanyi lagi, walau air mata kini memaksa keluar dari pelupuk. Aku harus bertahan.
Sakit. Satu-atunya yang bisa kurasakan saat ini.

Kan kujadikan kau.... dengan dirimu saja, kau dengan duniamu saja...
Teruskanlah...teruskanlah kau begitu...

Huft... jadi Samsons ft Agnes monica. Aku tak tanggung jawab, itu diluar kendaliku.



[HongKi POV]

“Kau cantik sekali Yeobo...”
SeungHyun mengecup pipiku mesra, namun tak mampu membuatku nyaman didekatnya.
“Sudahlah Hyun! Jangan pegang aku!” Tampikku kasar.

Terlalu kalut pikiranku, memandang potret diri dari kaca. Aku tak suka. Walaupun setelan jas indah warna Gold membalut tubuh ringkihku kini, jangan berharap ada seulas senyum yang kan ku sunggingkan di altar pernikahan nanti. Aku tak sudi!
Kuharap hujan turun sekarang juga! Walau ku tahu takkan membatalkan acara pernikahanku, tapi kuharap waktu kan terulur sejenak. Memberiku waku untuk bergelut dengan kalbuku sendiri.
Andai mereka tau apa yang kini terselip di saku celanaku. Mereka takkan pernah memberiku selamat dan senyum memuakkan bertubi-tubi.

“Kau sudah siap?” Tanya Ummaku. Dia tak perlu jawaban dariku tentunya, toh suka atau tidak, aku akan tetap dipaksanya.
“Hyunnie... kamu seharusnya tak disini!”
“Mian ahjumma... aku hanya ingin menatap HongKi lebih lama... dia sungguh cantik!”

Aku hanya bisa meludah jijik mendengar percakapan mereka berdua.
Sejurus kemudian Umma menyeretku ke padang luas tempat pernikahanku akan berlangsung, sementara ia mengusir SeungHyun untuk bergegas ke altar.

Mataku nanar menyapu tiap sudut tempat itu, kuharap yang kucari akan muncul secara heroik menyelamatkanku dengan kuda putihnya, yaaaa minimal limosin putihlah. Gak keren kalau Cuma pakai scoopy..scooopy scooopy...senangnya naik scoopy...
Ahhh...Bodohnya aku mengharapkan Namja pengecut macam JongHun!

Detik-detik pengucapan janji suci akan terucap. Aku membayangkan adegan dalam animasi Shrek, dimana secara heroik ia mengajukan keberatannya atas pernikahan Fiona dan Prince bantet itu. Harusnya seperti itu yang terjadi!!!

“Tungguuu pak Pendeta! Aku tak setuju!” Lantang sosok Namja dengan kera di pundaknya.
“Si Buta dari gua hantuuuuuhhhh??” Pekik takjub para Audience yang duduk di sisi sepanjang jalan menuju altar.
“JongHun~ahhh....” Mataku berbinar menyambutnya. “Hyunni... aku tak mau menikah denganmu!” Desisku melempar sebuah sepatu ke arahnya, menggantinya dengan sepatu kets. Aku sudah siap Kawin lari untuk yang kedua kali dengan JongHun.

“HongKiiii!!!” Teriak Ummaku murka.
Namun aku sama sekali tak menoleh, maaf  Umma... Biarkan aku bahagia untuk sekali saja dengan Namja pilihanku sendiri. Aku sudah cukup dewasa untuk menentukan pilihan hidup. Jangan perlakukan aku layaknya boneka lagi.

“JongHuuun~ahh... saranghaeyoo..” Ucapku disela deru nafas memburu karena kelelahan berlari.
“Nado Yeobo... nado saranghae!”

Tiuuut TiuuuT TiuuuT

“Kalian berdua berhenti! Briptu Norman disini! Kau dituduh membawa lari anak orang!”
Gawat! Rupanya Amma menelpon kepolisian.

Aku mengajak JongHun membelok kearah jalanan curam berbatu, itu jalan teraman yang tak bisa di lewati kendaraan apapun.
Diluar dugaan, rupanya polisi itu ikut mengejarku dengan sepatu rodanya.
Kami terus berlari, melewati hutan pinus lebat, sesekali berhenti bila lampu merah menyala. Lalu meneruskan pelarian kami lagi hingga jalan buntu yang berupa jurang menghadang kami berdua.

“Yeobo... aku tak mau pisah darimu...” Ucapnya seraya mundur perlahan ke tepi jurang.
“Hongki! Pulang! Jangan melawan Umma!”
Aku menggeleng pelan. “ Tidak.” Isakku seraya menelusupkan tangan ke saku celana. “Aku benci Umma Hiks... jika Umma memaksaku terus, terpaksa aku akan nekat!” Ancamku tak main-main.
“Minum Hun!” Lanjutku mengangsurkan botol racun pada JongHun.
“Hongkiiiii jangan main-main!” Teriak Umma lagi.
Namun hanya ku balas dengan senyuman. Ku teguk isi botol itu, tetap tersenyum sambil menggeggam erat telapak JongHun, membiarkan racun ini menyebar hingga ke jantung.
Entah berapa lama kami berdiri, hingga salah satu dari kami ambruk, membentur batu dan akhirnya jatuh ke jurang.

Aku masih sanggup tersenyum, namun sarafku sudah lumpuh total. Samar-samar kudengar teriakan.
“Hongkiiiii....’’


[Author POV]
Hongki sudah pergi. Sayapnya sudah hancur di terjang petir yang menggelegar gagah di langit luas.
Jangan menangisinya lagi...
Sebab tak bisa lagi ia tersenyum, tak bisa lagi ia menangis, bahkan mendengar suaramu pun tidak...
Kini yang bisa ia rasa hanya genggaman erat JongHun padanya.


THE END

Tidak ada komentar: